PILAH SAMPAH DARI RUMAH DAN WUJUDKAN ZERO WASTE 2026

PILAH SAMPAH DARI RUMAH DAN WUJUDKAN ZERO WASTE 2026
PILAH SAMPAH DARI RUMAH DAN WUJUDKAN ZERO WASTE 2026
PILAH SAMPAH DARI RUMAH DAN WUJUDKAN ZERO WASTE 2026

KLATEN - Tim Penggerak PKK se-Kabupaten Klaten berpartisipasi aktif dalam Sosialisasi Gerakan Pilah Sampah dari Rumah menuju Klaten Zero Waste 2026 yang diselenggarakan oleh DLH Klaten. Peran ibu-ibu PKK sangat sentral dalam pengelolaan sampah rumah tangga!

Sampah bukan masalah, tapi cara menanganinya yang perlu diubah. Bersama, kita wujudkan Klaten bebas sampah dengan:
✅ Memilah sampah dari rumah
✅ Memanfaatkan sampah organik (kompos, biopori, ember tumpuk)
✅ Menabung sampah anorganik di bank sampah

Acara diawali dengan sambutan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Klaten,Ibu Fahrani Eka Wahyu Diana, S.E, Ak . Dalam sambutannya, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Klaten menekankan peran sentral perempuan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan di tingkat rumah tangga. Dilanjutkan dengan sambutan Bupati Klaten,yang pada kesempatan ini diwakili oleh Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan , Sutopo,S.IP, M.Si yang menggarisbawahi komitmen pemerintah daerah untuk mendukung penuh inisiatif pengelolaan sampah berbasis masyarakat demi mewujudkan Klaten bebas sampah tahun 2026.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Klaten, Srihadi, S.T, M.M dalam laporan singkatnya memaparkan kondisi persampahan di Klaten saat ini, menyoroti realita tumpukan sampah di beberapa Tempat Penampungan Sementara (TPS) seperti TPS Desa Sabrang dan TPS Desa Mendak, serta TPS3R di Candirejo, Ngreden, Pundungan, dan Janti. Beliau menegaskan bahwa masalah sampah bukan pada sampah itu sendiri, melainkan pada cara penanganannya.

Tiga narasumber ahli turut hadir memberikan pencerahan:

Dr. Ir. Hijrah Purnama Putra, Dosen Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, menjelaskan urgensi pengelolaan sampah dari rumah, mengingat rumah tangga adalah penghasil sampah terbesar, terutama dari dapur. Ia menekankan bahwa sampah perlu dikelola karena berdampak negatif pada estetika, mencemari lingkungan, dan memengaruhi kesehatan masyarakat. Pemilahan sampah menjadi kunci utama karena semakin tercampur, sampah akan semakin sulit diolah dan kualitas serta harganya pun menurun. Berbagai teknik pengelolaan sampah organik di tingkat rumah tangga seperti jugangan, drum komposter, biopori, Losida, dan ember tumpuk dapat diterapkan, sementara sampah anorganik yang bernilai jual dapat disetorkan ke bank sampah atau pengepul.

Yoso Farm mempresentasikan konsep Integrated Farming for Sustainable Living atau pertanian terpadu yang memadukan pertanian, peternakan, perikanan, dan pengelolaan limbah dalam satu lahan untuk efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan. Dengan prinsip 3M (Mudah, Murah, Melimpah) dan tagline "Lestari Nganggo Ati" , Yoso Farm memulai langkah zero waste dari rumah dengan budidaya ayam sistem KASTARI (Kandang Ayam Lestari) yang mengubah limbah organik menjadi pakan alami dan pupuk, serta pemanfaatan janggel jagung untuk budidaya jamur.

Semiyanto memaparkan peran Bank Sampah sebagai solusi penanganan sampah berbasis masyarakat, yaitu sistem pengelolaan sampah anorganik yang terorganisir, di mana masyarakat dapat menabung sampah dan memperoleh imbalan. Tujuan utamanya adalah mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA, sekaligus memberikan keuntungan ekonomi, menciptakan lingkungan sehat, mengubah perilaku, meningkatkan kreativitas, dan mengedukasi masyarakat tentang kepedulian lingkungan. Berbagai jenis sampah anorganik seperti plastik (PET, HDPE, PP, PS, dll.), kertas, logam, serta kaca dan botol memiliki nilai ekonomis dan dapat ditabungkan.

Menanggapi kondisi sampah di Klaten, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Klaten juga memaparkan aksi akselerasi yang akan dilakukan bersama, yaitu pembentukan minimal satu Bank Sampah Unit di setiap RW, minimal satu Bank Sampah Induk di setiap Kecamatan, dan optimalisasi sarana pengelolaan sampah hulu seperti TPS3R. Gerakan Klaten Bebas Sampah Tahun 2026 ini diharapkan dapat mendorong percepatan peningkatan kualitas pengelolaan persampahan yang semakin baik, dalam bentuk bentuk capaian Program Zero Waste Family System, Pembentukan Bank Sampah di setiap RW Peningkatan Komunikasi, Informasi & Edukasi Motivasi Gaya Hidup Minim Sampah dan Program sampah yang masuk ke TPA hanya sampah Residu. Gerakan ini juga diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah, meningkatkan kreativitas, memberikan keuntungan tambahan bagi warga, serta mengedukasi masyarakat agar lebih peduli lingkungan dan berorganisasi, yang pada akhirnya menciptakan lingkungan sehat, bersih, hijau, dan asri .

Terima kasih kepada Bupati Klaten yang diwakili Staf Ahli, Bapak Sutopo, Kepala DLH Klaten, Bapak Srihadi, dan para narasumber ahli: Dr. Ir. Hijrah Purnama Putra (UII Yogyakarta), Yoso Farm, dan Bapak Semiyanto atas ilmu dan inspirasinya!

Yuk, jadi agen perubahan untuk lingkungan Klaten yang lebih bersih, sehat, dan lestari!

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0